Dinamika Psikologi Masyarakat : Pilihan Politik & Menjelang Pemilu

oleh
oleh

JAKARTA,( LensaKita ) — Indikator dalam urvei yang dilakukan sehari setelah Debat dari rentang waktu 8 Januari – 16 Januari 2024. Pada survei kali ini, menggunakan metode multistrage rendom sampling.

Survei ini dengan jumlah sampel sebanyak 1.810 responden. Sampel berasal dari 34 Propinsi dengan proses pengambilan data secara tatap muka dengan pengisian menggunakan mobile apps.

Dengan asumsi motode simple random sampling. ukuran sampel 1,810 pada tingkat kepercayaan 95%. Terdapat tiga propinsi dengan oversampling, yaitu Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Acara pres rilis terbuka ini diadakan di jl Raya Cipete The Atjeh Connection dengan Presenter Survei Prof. Dr. Hamdi Muluk M.Si, pisikolog dan Prof. Burhanuddin MuhtadiM.A. Ph.D Guru Besar Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta Anggota Lab. Psikologi Politik Universitas Indonesia.

Dari beberapa poin yang terjadi potret dari survei, yaitu kinerja pemerintah saat ini, kepercayaan terhadap berbagai intansi yang ada, berbagai isu dalam seperti putusan MK, penetapan sebagai cawapres, politik dinasti, bisa satu atau dua putaran.

Aktivitas politik, pengaruh debat serta potensi kecurangan dalam dan respon emosi terhadap berbagai pasangan capres dan cawapres.

Didalam sisi debat siapa capres yang unggul maka yg unggul adalah yang mendukung pasangan tersebut dan tidak banyak dapat mengubah posisi menentukan walaupun dalam debat sangalah penting salam menentukan pilihan, , maka dalam penilaian debat bukan semata2 aspek opisi.

Respon emosi yang dimiliki para pendukung pada akhirnya dapat mempengaruhi bagaimana keputusan pendukung dalam menentukan pilihannya saat pemilu pada tanggal 14 Februari 2024.

Adapun tingkat kinerja pemerintah serta kepercayaan terhadap berbagai itansi rata2 pada tarap cukup terpecaya.Tingkat kepercayaan terhadap presiden husebesar 57,7% pada tingkat cukup percaya dan 18,1% pada tingkat sangat oercaya ada lembaga keperintahan lainnya seperti TNI, Polri, Makamah Agung (MA), Makamah Kontitusi (MK), Komisi Yudisial (KY), Dewan Perwakilan Rakyat(DPR) Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), partai politik, pengadilan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih dalam taraf yang serupa.

Namun DPR menjadi intansi dengan tingkat kurang percaya tertinggi diantara intansi yang ada yaitu sebesar 32,1 % disusul h partai politik sebesar 327%.
Berbagai isu dan pemilu,Masyarakat saat ini telah menerima kondisi yang menjadi calon wakil presiden dari Subianto.

Sebanyak 57,8% masyarakat mengakui bahwa posisi Gibran sebagai wakil presiden telah sah. Ada bagian isu dinasti, 50,1% masyarakat tidak setuju bahwa keberadaan Gibran dalam kotenai politik kali ini merupakan dinasti politik, yang mana 43,7% masyarakat setuju.

Pasangan – Gibran menempati posisi tertinggi sebesar 43,9% lalu disusul oleh pasangan Anis – Muhaimin sebesar 27,2% dan terakhir pasangan Ganjar – Mahfud sebesar 25,9 dan selebihnya 2,8% belum menentukan pilihan.

“Saat masyarakat diminta menilai alasan memilih dari sosok pasangan, sosok calon Presiden (87,6%) menjadi penentu dibanding sosok calon wakil presiden (9,2%).
Pemilu Masyarakat memiliki beberapa pandangan terkait dengan eamanan saat pemilu berlangsung, terdapat beberapa hal yang menjadi kekhawatiran masyarakat dan diduga dapat menjadi ancaman selama proses berlangsung.

“Ada di informasi atau hoaks yang tersebar menjadi kekhawatiran tertinggi sebesar 28,9%. Selain itu, potensi konflik yang kemungkinan terjadi di daerah adalah kerusuhan antar pendukung sebesar 47%.

Kerusuhan saat perhitungan suara sebesar 33,79% dan lain lain sebesar 19,3%,
Adapun bentuk kecurangan yang dinilai oleh masyarakat berpotensi terjadi di daerah adalah politik uang sebesar 61,2% diikuti dengan pelembumbungan suara sebesar 14,2%, berkepihakan pelaksana sebesar 13,9%. Masyarakat juga menilai bahwa adanya pembagian sembako, merupakan bagian dari politik uang, sebesar 62,7% menganggap bahwa pembagian sembako merupakan politik uang dan 34,5%

“Menganggap bukan politik uang namun 81,2% mengaku tidak akan mengubah pilihan meski telah menerima sembako dan uang, Begitulah hasil indikator survei yang dilakukan. Semoga pemilu berjalan lancar aman serta berdaulat.**

 

Penulis : Team JKT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.