LensaKita.co.id — Ratusan orang yang tergabung dalam kelompok tani tiga desa yakni Buluh cina, Pangkalan Baru dan Kepau Jaya, kabupaten Kampar Propinsi Riau mendatangi PT Agrinas Palma Nusantara.
Kedatangan ratusan massa ini dalam rangka aksi Damai untuk melawan oligarki yang mengekang kesejahteraan masyarakat, Aksi Damai ini dilakukan di bekas lahan PT Sal Atau PT Ayau di Desa Kepau Jaya pada hari Senin (22/9/2025)
Perlawanan pada oligarki ini tak lepas dari perjanjian kerjasama operasional atau KSO antara kelompok tani Riau Jaya makmur dengan PT agrinas Palma nusantara pada tanggal 15 Juni 2025 perjanjian kerjasama tersebut adalah sebagai bentuk kepedulian negara kepada masyarakat setempat atau masyarakat sekitar lokasi objek perkebunan yang disita oleh negara Karena melakukan pelanggaran hukum.
Oleh negara terhadap objek wisata tersebut diberikan pada masyarakat tempatan melalui koperasi dan atau kelompok tani dengan pola pengelolaan melalui perjanjian kerjasama operasional (KSO).
Perjanjian kerjasama inilah yang menimbulkan kekecewaan masyarakat tempatan.Sebab menurut mereka kerjasama yang dilakukan antara Agrinas dengan kelompok tani Riau Jaya makmur tidak mewakili masyarakat setempat.Dimana anggota kelompok tani Riau Jaya Makmur bukanlah warga yang berasal dari 3 desa yakni Kepau Jaya,Buluh Cina dan Pangkalan Baru.

Seharusnya sebagai masyarakat yang berada disekitar lahan PT Agrinas maka sudah seharusnya kelompok tani dari warga Tempatan yang mendapatkan lahan seluas 1446 Hektar tersebut, Mereka merasa anggota dan pengurus kelompok tani Riau Jaya makmur bukanlah warga dari tiga desa tersebut.
Kekecewaan makin memuncak saat masyarakat melakukan mediasi dengan ketua Kelompok Tani Riau Jaya Makmur tidak pernah mau hadir.Bahkan setelah ditelusuri ketua yang mengaku warga Buluh Cina ternyata bukan warga Buluh Cina.Mereka berharap dari aksi Damai ini bisa mendapat perhatian dari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan manajemen PT Agrinas Palma Nusantara.
Dengan begitu perjuangan mereka bisa membuahkan hasil serta misi pemerintah untuk mensejahterakan masyarakat bisa tercapai.
Hal ini juga turut disampaikan oleh salah seorang Kordinator Lapangan Ebet Saputra.Laki Laki yang berasal dari Desa Pangkalan Baru ini sangat kecewa atas apa yang terjadi.Dirinya merasa bahwa masyarakat telah dizalimi oleh oligarki dan kroni kroninya.
Selain itu apa yang telah terjadi telah mengkhianati cita cita luhur Presiden Prabowo Subianto untuk dapat mensejahterakan seluruh tumpah darah Indonesia,bukan cuma kelompok tertentu saja.
“Kita melaksanakan aksi demonstrasi dalam rangka memprotes kebijakan PT agrinas yang melakukan kerjasama dalam pengolahan kebun dengan kelompok tani Riau Jaya Makmur. Kelompok tani Riau Jaya Makmur adalah sebuah kelompok tani fiktif yang tidak memiliki anggota.
Meskipun para pengurus menyampaikan bahwa anggota kelompok tani ini berasal dari Desa Buluh Cina, Namun kenyataannya tidak ada masyarakat buluh Cina yang menjadi anggota kelompok tani Riau Jaya Makmur begitu juga tidak ada satupun masyarakat Buluh Cina yang memperoleh manfaat dari lahan pemberian PT Agrinas Palma Nusantara,ujar Ebet.
“Pernyataan bahwa tidak ada masyarakat Buluh Cina yang menjadi anggota kelompok tani Riau Jaya Makmur bukan hanya dari kami saja tapi juga berasal dari Kepala Desa Buluh Cina.
Jadi sudah dipastikan bahwa apa yang mereka sampaikan adalah bohong dan fiktif, Akan tetapi kenapa kelompok tani ini yang diberi kerja sama oleh PT Agrinas Palma Nusantara.Kenapa bukan kelompok tani yang benar benar berasal dari tiga desa yakni Kepau Jaya,Buluh Cina dan Pangkalan Baru,”tambah Ebet
“Sangat disayangkan PT Agrinas Palma Nusantara memberikan lahan 1446 ha kepada kelompok tani fiktif.Padahal sesuai dengan keinginan Presiden lahan seharusnya dimiliki dan diberkan pada masyarakat tempatan bukan pada masyarakat luar.
Ini ada apa,apakah PT Agrinas tidak tunduk dan patuh pada perintah dan arahan presiden.Sehingga mereka bisa masuk dalam perangkap oligarki.Apakah masyarakat tempatan tidak boleh sejahtera,dan hanya oligarki yang boleh.Dimana keadilan yang diperjuangkan oleh pendiri bangsa ini.”
Ebet selaku salah seorang Koordinator cukup bersyukur bahwa aspirasi damai ini diterima cukup baik oleh perwakilan PT Agrinas Palma Nusantara.Meskipun begitu untuk lebih memastikan bahwa perjuangan mereka berhasil, masyarakat dari tiga desa ini berencana mendirikan tenda dan bermalam di lahan milik PT Agrinas Palma Nusantara.
“Aspirasi damai yang kami lakukan hari ini diterima baik oleh perwakilan PT Agrinas Palma Nusantara, Perwakilan PT Agrinas ini akan berkomunikasi dengan pimpinan Agrinas Palma Nusantara di Jakarta.
Sementara menunggu hasil komunikasi ini, perwakilan PT Agrinas meminta untuk menyelesaikan persoalan-persoalan ini di Kantor Perwakilan Pekanbaru, Namun kami menolak tegas usulan ini.Masyarakat tetap memaksa untuk menyelesaikan persoalan ini di lokasi kebun PT Agrinas Palma Nusantara.”Bahkan kami siap untuk bermalam disini hingga tuntutan kami dipenuhi”.
Aksi ini tidak akan berhenti disini saja bahkan akan terus bergelombang sampai dipenuhinya tuntutan kelompok tani.Point yang terpenting dari aksi ini adalah penghentian operasional kebun, Selain itu kami juga menyampaika tuntutan lain,dimana kelompok tani tiga desa ini telah menyampaikan 7 tuntutan yang mesti dilaksanakan,”urai Ebet.
Untuk tuntutan yang disampaikan dalam orasi kali ini bisa dirangkum dalam 7 point besar, diantaranya adalah:
1. Meminta PT agrinas Palma Nusantara supaya mengevaluasi kerjasama operasional (KSO) dengan kelompok tani Riau Jaya Makmur
2. Mendesak PT agrinas Palma Nusantara mencabut kerjasama personal dengan kelompok tani Riau Jaya Makmur
3. Meminta PT agrinas Palma Nusantara menghentikan operasional pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang di KSO kan dengan kelompok tani Riau Jaya Makmur seluas 1446 hektar yang berada di Desa bulu Cina
4. Mendesak PT agrinas Palma Nusantara mengambil langkah hukum atas KSU yang diperoleh oleh kelompok tani Riau Jaya Makmur yang diduga diperoleh dengan cara melawan hukum dan bertentangan dengan Asta cita presiden Prabowo Subianto
5. Mendesak kelompok tani Riau Jaya Makmur mempertanggungjawabkan hasil pengelolaan kebun kelapa sawit ex kelompok tani sukses jaya lestari seluas 1446 hektar kepada gabung kelompok tani 3 Desa maju bersama
6. Mendesak kelompok tani Riau Jaya Makmur meninggalkan lokasi kebun ex kelompok tani sukses ya lestari sekarang juga
7. Apabila terjadi kami tidak diindahkan maka kami tidak akan bubar meninggalkan lokasi aksi.
Sesampai tuntutan masyarakat dikabulkan,masyarakat langsung menggelar aksi makan bersama dengan memasak bagi perempuan yang ikut unjuk rasa dengan di dampingi oleh anak anak nya yang masih usia di bawah enam tahun.semoga tuntutan kami di dengar oleh presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto,ungkap salah masyarakat.**
Editor : Eman Melayu