LensaKita.co.id — Aparat kepolisian dari polres Kampar yang memasang police line di tempat usaha galian C Ilegal parit baru beberapa waktu kemarin mendapat sorotan dari masyarakat dan apresiasi yang sangat tinggi kepada Kapolres Kampar Propinsi Riau.
Pasalnya masyarakat sudah jenuh dengan aktivitas pengrusakan alam dan juga infrastruktur akibat aktivitas yang dilakukan oleh para penambang tersebut.
Salah satu dari tiga titik lokasi yang di amankan oleh aparat kepolisian di desa parit baru di duga kuat milik anak dari ketua BPD desa tersebut.
Asmidi yang merupakan ayah dari pengusaha galian C Ilegal yang bernama Budi sudah lama melakukan aktivitas pertambangan tanpa izin.
Sebagai ketua BPD yang di tua kan di kampung seharus nya melindungi desa nya dari pengrusakan alam dan infrastruktur,namun malah membiarkan aktivitas tersebut sudah berjalan sejak lama,dan memberikan akses kepada anaknya yang juga sekaligus merupakan ketua buruh di desa parit baru.
Budi tampaknya bertangan besi, selain aktif dengan tambang ilegal juga aktif mengumpulkan uang pungli dari setiap mobil yang bermuatan hasil tambang dengan melibatkan pemuda setempat.
Tidak tanggung tanggung setiap mobil yang lewat dan muat di wilayah desa parit baru wajib membayar kepada pemuda setempat sebesar Rp 40.000/mobil dan itu di kutip langsung kepada pengusaha galian C.
”Setiap sore pemuda akan mendatangi dan membawa kartu kepada pengusaha,dan akan menghitung berapa jumlah setiap mobil yang muat di aquari nya”di terangkan oleh salah seorang masyarakat yang tidak mau namanya di sebutkan.””
Selanjutnya awak media LensaKita.co.id mencoba mengkonfirmasi kepada Budi melalui WhatsApp pribadinya menyampaikan bahwa Quary tersebut bukan miliknya dan dengan nada kerasnya juga menanyakan awak media apakah berita nya harus dinaikkan ? Seakan akan Budi tidak mengerti dengan kinerja awak media sebagai kontrol sosial.
lebih lanjut, Masyarakat juga meminta kepada aparat kepolisian dan pemerintah daerah agar segera mungkin membumi hanguskan mesin mesin yang menghancurkan alam di sepanjang sungai Kampar terlebih parah nya adalah desa parit baru dan Kualu.
Kami berharap kepada semua orang yang memegang tampuk kekuasaan agar melakukan tindakan tegas.
Masyarakat berharap Kapolres Kampar Terkait alat berat yang sudah di garis polisi hendaknya polisi harus membawa kemapolres Kampar atau Polsek setempat dan jangan di lokasi gajian C yang bisa bisa alat tersebut pindah sehingga polisi kehilangan jejak.**
Penulis : HK
Editor : Eman Melayu