Dedy, Kamu Sudah Berada di Surga Yang Indah

oleh -90 Dilihat
oleh

LensaKita co.id — Kendati pernah kuliah di Universitas Indonesia, bahkan menjadi satu di antara pendiri Keluarga Besar Universitas Indonesia (KBUI) organ gerakan yang cukup diperhitungkan sejak menjelang reformasi 1998 hingga sekarang ini, namun Dedy Syeh – begitu dia biasa dipanggil – hafal hampir semua makam wali yang tersebar di berbagai kota Indonesia.

Padahal dia bukan jemaah thariqat apa pun. Tapi dia terus merawat ingatan tentang makam-makam wali atau karuhun yang berdasarkan keterangan Wanry, yuniornya di KBUI asal Bima, makam wali yang dia sebutkan di Bima benar adanya.

“Saya sudah cek ke kampung halaman, apa yang disebutkan Bang Dedy benar adanya,” demikian kata Wenry, satu di antara puluhan yang takziah ke rumahnya. di antara rombongan takziah antara lain Bupati Tapteng Masinton Pasaribu, mantan Kepala BNP2PMI Benny Rhamdani, Wakil Walikota Depok Chandra, Mulyadi Kimung, Joshua Napitupulu, Wahab, Ridwan, Roy, Qibon dan beberapa lagi yang saya lupa namanya.

Ya, sekitar pukul sebelas malam (19/5) kami dikejutkan berita duka dari WA Simson Simanjuntak. Dapat kabar saudara kita Dedy Syeh telah berpulang”. Saya segera cek ke beberapa grup WA. Berita itu ternyata benar. Saya pun segera mencari tahu tempat jenazah disemayamkan.

Saya mengenal Dedy Saputra alias Dedy Syeh sekitar tahun 1994. Kala itu dia sering nongkrong di kantor Pipham, Jl. Dewi Sartika. Kantor itu didirikan mendiang Agus Edy Santoso (Lenon). Selain Dedy di sana ada Santoso, Deasy, Wira, dan satu lagi mas-mas kurus berambut keriting yang saya lupa namanya. Orangnya kalem, tidak banyak bicara, tapi cukup cekatan melakukan kerja-kerja pengorganisasian.

Saat Pijar berkantor di Jalan Barkah, Manggarai, dua anak Pipham – Dedy dan Wira – sering datang. Kala itu kami memang sedang rajin-rajinnya melakukan advokasi, antara lain advokasi penggusuran Rawabilal di Tebet. Sedangkan saya juga mondar-mandir Jakarta Palembang, advokasi pertanahan di sekitar 23 kasus konflik agraria se-Sumatera Selatan.

Dedy dan Wira bersama-sama anak Pijar yang kala itu diketuai Fery Haryono Machsus alias Mpek juga rajin melakukan aksi pembelaan terhadap PDI Pro Megawati yang digempur habis-habisan oleh pemerintahan Orde Baru. Selain itu kami juga terlibat aksi mendukung Sri-Bintang Pamungkas saat mencalonkan diri menjadi PPP melawan Ismail Hasan Metareum.

Dari sana setelah Sri-Bintang Pamungkas gagal terpilih dan mendirikan Partai Uni Demokrasi Indonesia (PUDI), mendiang Dedy sehari-harinya lebih banyak di Cibubur, kediaman Sri-Bintang yang sekaligus sekretariat. Sejak itu hingga menjelang reformasi saya jarang bertemu mendiang. Kala itu sejumlah aktivis memang tersebar, ada yang ke KIPP, ada yang ke partai-partai perlawanan dan ada pula yang membangun basis-basis perlawanan, secara sektoral maupun teritorial, di samping juga di LSM-LSM seperti YLBHI, Walhi, Skephi dan lainnya.

Sekitar tahun 1997 saya mendengar Dedy Syeh kuliah di UI. Di tengah banyaknya aktivis yang tiarap saya dengar pula Dedy Syah dan para koleganya mendirikan KB-UI yang eksis hingga sekarang. KBUI adalah satu di antara organ gerakan mahasiswa di UI yang rajin menggelar mimbar bebas di kampusnya. Di kuar KBUI ada juga KAMI yang dikomandoi Fachri Hamzah dan dilanjutkan oleh Rama Pratama.

Kami berinteraksi kembali dengan mendiang saat sama-sama mendeklarasikan sekaligus memperjuangkan Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) menjadi sayap partai PDI Perjuangan sejak 3 Desember 2004. Organisasi ini digagas senior Pijar Beathor Suryadi untuk para aktivis yang hendak berkarir di PDI Perjuangan.

Meskipun baru diakui sebagai sayap partai sekitar tahun 2007, namun setidaknya ada empat aktivis yang sukses menjadi anggota DPR-RI dari Repdem, meliputi Beathor Suryadi, Budiman Sujatmiko, Masinton Pasaribu, dan Yulian Gunhar (aktivis asal Palembang yang kuliah di Unila Lampung). Saya dan Dedy Syeh pernah menjadi bagian dari Repdem yang sekarang sudah memiliki lebih dari 300 cabang di Indonesia.

Selamat jalan Dedy. Tiga hari menjelang kepergianmu, cerita istrimu kau bermimpi melihat surga yang begitu indah, terang dan bercahaya. Sekarang kamu sudah di sana.**

 

Sumber : Marlin dinamikanto

Tugu Proklamasi, 20 Mei 2025

No More Posts Available.

No more pages to load.