LensaKita.co.id — Saat ini Pemko Pekanbaru melalui Dinas Pendidikan telah mengeluarkan surat edaran untuk menghentikan penjualan LKS disekolah, Surat edaran ini berlaku untuk SD dan SMP Negeri yang ada di Kota Pekanbaru.
Meskipun edaran ini telah berhasil menghentikan penjualan LKS disekolah,namun permasalahan ini belum bisa dikatakan tuntas.Sebab selama ini telah lama terjadi dugaan pembiaran praktek pungli oleh berbagai pihak,baik itu dinas pendidikan,pihak sekolah dan juga oknum wartawan.
Untuk itu LSM LIMA melalui Adrison meminta agar pihak penegak hukum bisa menyelidiki soal dugaan praktek pungli yang terjadi.
“Penjualan LKS telah cukup lama terjadi dikota Pekanbaru.Hampir seluruh sekolah memaksa para siswa untuk membeli LKS yang telah ditetapkan pihak sekolah.Buku LKS ini disediakan oleh distributor yang memang telah bekerjasama dengan pihak sekolah,”ujar Adrison.
“Setelah membuat kesepakatan dengan pihak distributor,maka pihak sekolah mengarahkan pada distributor untuk meletakan LKS tersebut disebuah toko buku yang dekat dari sekolah.
Kemudian pihak sekolah akan memberi daftar nama siswa ke toko buku tersebut.Jadi setiap siswa yang membeli buku akan ditandai nama dan kelasnya sebagai laporan ke pihak sekolah,lanjut Adrison
Adrison juga menambahkan bahwa praktek ini dilakukan demi mensiasati aturan pemerintah yang melarang sekolah menjual buku.Namun pihak sekolah tidak bisa tidak tergoda dengan besarnya keuntungan yang didapat. Apalagi dinas Pendidikan secara tersirat memberikan restu untuk kegiatan tersebut
“Sebenarnya pihak sekolah paham bahwa sekolah tidak boleh menjual buku disekolah, Maka mereka mencari akal dengan bekerjasama dengan toko buku.
Diduga Keuntungan yang besar membuat sekolah mencari solusi untuk bisa terus menjual LKS, Mereka juga tidak takut melakukan hal tersebut karena meskipun tidak secara formil,Disdik memberikan restu praktek tersebut,”Lanjut Adrison.
“Keuntungan Buku LKS ini begitu besar dan dinikmati oleh berbagai pihak.Dari investigasi kami dilapangkan keuntungan bisa dirasakan oleh oknum Disdik Pekanbaru,pihak sekolah,dan juga oknum wartawan.
Sebagai contoh untuk sekolah SMP itu satu buku dijual oleh pihak distributor pada toko buku sebesar 5500,dimana diduga 500/buku adalah setoran ke Disdik dan 1000 untuk oknum wartawan.
Kemudian toko buku mengambil keuntungan RP 1000 per buku dan akan menjual 15.000 per buku.Selisih inilah yang jadi keuntungan pihak sekolah.Nilainya bisa antara RP 7000 Sampai 8000 rupiah,”terang Adrison.
“Memang jika dipikir itu nilai kecil.Tapi jika kita total maka satu sekolah bisa dapat puluhan juta.Dimana jika kita rinci bahwa 1 siswa harus membeli 1 paket yang berjumlah 10 buku.
“Jika kita ambil nilai terendah yang didapat pihak sekolah maka akan menjadi 7000 X10 buah buku LKS Per siswa dikalikan rata rata siswa satu sekolah 600 siswa(untuk sekolah kategori kecil).Besarnya fulus yang akan diterima adalah 42 juta rupiah.Nilai ini baru untuk satu semester maka untuk satu tahun akan diperoleh pungutan liar sebesar 84 juta rupiah,”ungkap Adrison.
“Itu baru kita bahas dari pihak sekolah.Belum lagi dari pihak dinas.Nilai RP 500 perbuku ini akan jadi sebuah nilai fantastis jika kita hitung dengan jumlah siswa.Contoh pada tahun 2023 Siswa SMP Negeri di Pekanbaru hampir 31.000.
Jadi dugaan pungli yang dilakukan oknum Disdik akan mendapatkan pemasukan sebesar RP 500X 10 buku X 31000= 155 juta rupiah.Pundi pundi ini sebesar ini baru untuk satu semester.Jadi dalam setahun nilai yang didapat oknum Disdik adalah 300 juta lebih dan ini belum termasuk sekolah dasar yang juga wajib membeli LKS.”Jika kita hitung maka akan lebih dari 500 juta rupiah dugaan pungli oleh oknum Disdik Pekanbaru.
Atas besarnya nilai pungli yang terjadi dalam praktek jual Beli LKS, maka Adrison meminta agar pihak penegak hukum bisa melakukan penyelidikan secara menyeluruh.Apalagi dugaan pungli ini melibatkan banyak pihak baik itu Disdik, Sekolah dan oknum wartawan.Jika terbukti maka pihak pihak yang terlibat harus dihukum sesuai aturan dan undang-undang yang berlaku.Sebab apa yang telah dilakukan membuat masyarakat sengsara.
Untuk memperoleh informasi lebih,awak media coba mencari tahu para distributor LKS yang ada dikota Pekanbaru.Dari hasil investasi didapati bahwa ada beberapa distributor di Pekanbaru diantaranya berinisial Sy,Sl,T,I,A,AZ dan lainnya.Mereka inilah yang jadi pemain utama LKS disekolah selama ini.
Saat awak media coba mengorek informasi dari salah satu distributor menyampaikan bahwa memang banyak pihak yang menikmati keuntungan LKS selama ini.
“Kami dari distributor memang mematok harga RP 4000 per buku atau dengan kata lain 40.000 per paket.Tapi kami harus menjual ke toko buku seharga 55.000 per paket.Harga tersebut terpaksa kami naikan karena ada pembagian untuk beberapa pihak.Sebagai contoh ada oknum wartawan yang mendapatkan RP 10.000 per paket.Jadi besar nilai total akan tergantung pada jumlah siswa.Sedangkan 5000 per paket sengaja disisihkan untuk Disdik kota Pekanbaru,ujarnya.
“Nanti toko buku akan menjual 150.000 perpaket.Nilai selisih ini akan dinikmati pihak sekolah.Dimana pihak sekolah mendapatkan RP 70.000 persiswa.Kami selaku distributor sebenarnya ingin lebih menekan harga tapi selama ini belum ada kesepahaman.
Kami sadar betapa beban berat yang dipikul oleh orang tua demi memenuhi kebutuhan LKS.Bahkan kami telah coba minta bantu pihak Disdik demi menekan harga meskipun usaha itu belum nampak titik terangnya.”
Soal adanya oknum wartawan yang ikut menikmati keuntungan dari dugaan pungli juga diakui oleh beberapa distributor lainya.Bahkan mereka dengan tegas menyampaikan beberapa wartawan yang turut menikmati lezatnya uang pungli tersebut
Benar atau tidaknya ada oknum Disdik menikmati hasil pungli ini biarlah penyidikan yang bisa mengungkap.Namun satu hal yang pasti adalah adanya pembiaran dan restu terselubung oleh Disdik Pekanbaru.Tanpa hal tersebut maka bisa dijamin pihak sekolah tidak akan berani melakukan penjualan LKS.
“Jadi dosa terbesar dari praktek pungli ini berada ditangan dinas pendidikan Kota Pekanbaru yang telah cukup lama dipimpin oleh Abdul Jamal selaku kadisdis.Sebagai mantan Kepala sekolah pasti Jamal telah merasakan dan ikut menikmati juga dari hasil LKS, Maka tidak heran jika diduga Jamal adalah dalang dibalik pembiaran penjualan LKS disekolah.sampai berita ini di tayangkan belum ada jawaban resmi dari Kadisdik kota Pekanbaru.**
Penulis : Team AWDi ( Asosiasi Wartawan Demokrasi Indonesia )