Masyarakat Resah, Adanya Dugaan Oknum Polda Riau Diperiksa Karena Terlibat LGBT

oleh
oleh

LensaKita.co.id — Beberapa hari ini telah beredar luas sebuah desas desus soal adanya beberapa orang oknum anggota yang diperiksa karena diduga telah berbuat asusila.

Mirisnya para personil yang awalnya diduga berjumlah Delapan (8) orang tersebut diduga telah melakukan hubungan sesama jenis, Namun jumlah personil yang melakukan seks menyimpang ternyata tidak cuma delapan (8) hanya orang saja,namun dari pengembangan dan petunjuk lain diperoleh jumlah terduga menjadi 14 orang.

Sebuah angka yang lumayan besar untuk dapat segera diamputasi.Jika tidak dan membiarkan ekor yang busuk terus menyebar racunnya akan terus menggerogoti dan menjalar liar dalam tubuh institusi Polri.

Apa yang kini terjadi di adalah sebuah aib besar bagi institusi Penegak hukum di Riau.Para personil Polri yang seharusnya ditempa untuk memiliki moral tinggi,malah kedapatan melakukan sesuatu yang menyimpang.

Sebuah perbuatan yang pernah dikerjakan oleh para kaum sodom umat nabi Luth.Padahal perilaku menyimpang ini jelas jelas sangat dimurka Allah SWT .

Hubungan sejenis yang telah menyimpang dari kodrat sebagai manusia yang diciptakan berpasang pasangan dan dijadikan sosok makhluk yang harusnya mencintai lawan jenis bukan sejenis.

Isu yang berkembang dengan sangat liar ini perlu untuk segera dilakukan klarifikasi oleh Polda Riau.” Jika terus membiarkan maka akan menjadi sebuah preseden buruk bagi institusi Polda Riau Khususnya dan Polri pada umumnya,dimana institusi ini baru saja usai diterjang badai yang dahsyat yang mengurangi rasa kepercayaan publik.

Isu yang sangat menjijikan ini telah jadi buah bibir dari sebahagian di Riau.Isu yang kini jadi sebuah gosip diwarung warung kopi.Gosip ini juga dibicarakan oleh salah seorang bernama bang Toyib(bukan nama sebenarnya)

“Saat ini diduga ada beberapa orang oknum personil Polda Riau yang diperiksa akibat kelakuan LGBT.

Mereka melakukan aksi terlarang tersebut dengan sesama personil.Bahkan infonya mereka diduga juga memiliki grup whatsapp, Jadi komunikasi yang dijalin dilakukan melalui grup tersebut,”ujarnya.

“Dari informasi yang berkembang awalnya para terduga seks menyimpang berjumlah 8 orang.Namun saat ini,diduga jumlah terperiksa telah menjadi 14 orang.Bahkan dari info yang berkembang, ada juga diantara mereka yang punya pangkat perwira serta salah seorang adalah perwira yang mengemban tugas selaku kasatwil disalah satu kabupaten di Riau,”tambahnya.

“Jika hal ini benar terjadi dalam tubuh aparat penegak hukum,maka akan dibawa kemana moral anak bangsa ini.Selaku institusi yang bertugas menjaga peradaban,malah ikut serta jadi pelaku kehancuran moral dan peradaban.

“Jadi tidak heran bila saat ini ada anak SD telah perkosa temannya atau ada siswa SD yang punya grup LGBT dan perilaku menyimpang lainnya.

Apa yang telah dilakukan oleh para personil merupakan sebuah perbuatan yang sangat mencoreng institusi Polri.

“Sebuah institusi yang seharunya mereka harumkan malah mereka tikam dari belang.

Untuk itu masyarakat berharap Polda Riau Bisa memberikan efek jera dan hukuman yang setimpal bagi para pelaku.Jika perlu mereka yang terlibat harus diberhentikan sebagai penegak hukum agar bisa memberikan ketenangan dimasyarakat.

Saat awak media mencoba mengkonfirmasi masalah tersebut pada Polda Riau,Kombes Pol Hery Murwono terkesan bungkam dan tidak menjawab pertanyaan yang diajukakan awak media.Bahkan Kabid Humas Polda Riau seperti mendelegasikan konfirmasi dari awak media kepada Kasubag Penmas Polda Riau AKBP Boy Martin.

“Saat menghubungi para awak media,AKBP Boy Martin mempertanyakan nama media dan apakah sudah tergabung di grup Trus Polda Riau.Selain itu AKBP Boy Martin juga mengajak media untuk bisa ngopi bareng dengan teman teman di grup Polda Riau.

“Namun saat ditanya soal konfirmasi tentang isu LGBT,AKBP Boy Martin juga ikut bungkam dan menghindar. **

 

Penulis : Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.