LensaKita.co.id — Saat ini Indonesia sedang menghadapi Pilkada serentak.Sebuah pesta Demokrasi bagi masyarakat untuk menentukan pemimpin daerah masing masing, Namun moment ini bisa dimanfaatkan oleh orang orang tak bertanggung jawab demi mencapai tujuannya dan bisa mengancam Pilkada serentak.
Guna mengantisipasi hal Kapolri mengingatkan masyarakat agar bijak dalam menerima setiap informasi.
Antisipasi disinformasi atau misinformasi ini sangat penting agar tidak membuat resah dan menggangu suasana kondusif dimasyarakat.
Gangguan tersebut bisa bersifat langsung atau juga melalui media sosial.Polri pun tak kenal lelah mencoba meminimalisir berita berita hoax baik melalui patroli rutin maupun Patroli cyber, Setia temuan berita hoax akan dilakukan langkah langkah sesuai prosedur dan hukum yang berlaku.
Langkah Pro aktif mengantisipasi berita hoax ini disampaikan oleh Kapolri Jenderal Pol.Drs Listyo Sigit Prabowo dalam rilist resminya.
Dalam keterangan tersebut Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si., mengungkapkan misinformasi atau disinformasi menjadi ancaman tertinggi pada Pilkada 2024. Kapolri menyoroti terkait potensi kerawanan yang terjadi di media sosial.
“Kemudian juga ada satu tambahan yang mungkin juga harus rekan-rekan ikuti terkait dengan potensi kerawanan yang terjadi di media sosial. Karena saat ini kalau kita ikuti ada 33 miliar interaksi media sosial, 38% isinya positif, 23% netral, dan 29% negatif,” ungkap Kapolri pada Kamis (7/11).
Pada kesempatan yang sama, Kapolri juga menyampaikan salah satu ancaman tertinggi Pilkada tahun ini adalah hoax. Menurut Kapolri tidak semua masyarakat bisa membedakan informasi yang benar dan yang hoax.
“Karena saat ini salah satu ancaman tertinggi adalah adanya misinformasi dan disinformasi terkait dengan penyebaran berita hoax.
Dan ini tentunya harus diantisipasi, karena tidak semua masyarakat kemudian bisa membedakan apakah ini hoax apakah ini berita yang benar,” ucap Kapolri.**
Sumber : Saluran Mabes Polri
Editor : Amrizal
